Dimaz Maulana  | "Mengawang Kaliurang"

Dimaz Maulana is a historian who decides to tell the story of the people in Kaliurang for this project. For him, Kaliurang is a resort area where people let go of their problems and exhaustions. To be the place heavily burdened by such expectation, Dimaz wonders what are the aspirations, fantasy, and dreams of Kaliurang people. What were left from the heyday of Kaliurang in the 80s to 90s all the tangible trace of glory from the past and stories.  He then starts collecting pieces of collective memories, myth, local stories, while tracing the genealogy back to the first person who turn the forest under the slope of Mt.Merapi to a village. Those oral histories are transformed into tales; combining local wisdoms, beliefs, and fantasy. Responding to the height, the expectation as a place to relax, and to the people’s stories; Dimaz decides to take people’s mind up high in the sky while he tells the story in person (during story-telling schedule) or in a comfortable nostalgic setting.  Within this realm, he himself turns into an itinerant storyteller, taking the audience to a different moment in time.

_____

Dimaz Maulana adalah seorang sejarawan yang memutuskan untuk menceritakan kisah orang-orang Kaliurang untuk proyek ini. Menurutnya, Kaliurang adalah sebuah tempat wisata dimana orang-orang dapat menghilangkan sejenak masalah dan kelelahan mereka. Menjadi tempat yang menanggung beratnya ekspektasi tersebut, Dimaz kemudian membayangkan bagaimana aspirasi, fantasi dan mimpi orang-orang akan Kaliurang. Ia kembali menelusuri apa yang tersisa dari masa keemasan Kaliurang di tahun 80an hingga 90an, semua gemerlap kejayaan masa lalu dan kisah-kisahnya. Dimaz kemudian mulai mengumpulkan serpihan serpihan memori kolektif, mitos, cerita rakyat, sembari merunut asal muasal orang pertama yang membuka hutan di kaki gunung merapi menjadi sebuah desa. Sejarah lisan tersebut kemudian ia ubah menjadi cerita dongeng; dengan menggabungkan kearifan lokal dan kepercayaan, Dimaz kemudian memutuskan untuk membuat benak orang-orang mengawang sembari menceritakan kisah yang dikumpulkannya secara langsung (saat sesi dongeng yang dijadwalkan) atau dalam sebuah latar yang membangkitkan rasa nostalgia. Di sini, ia mengubah dirinya menjadi seorang tukang dongeng keliling, membawa pengunjung ke dalam momen yang lampau.  

LOCATION NUMBER: 5 - HONG (NO.9)